"Sesungguhnya Allah tidak menahan ilmu dari manusia dengan cara
merenggut tetapi dengan mewafatkan para ulama sehingga tidak lagi
tersisa seorang alim. Dengan demikian orang-orang mengangkat
pemimpin-pemimpin yang dungu lalu ditanya dan dia memberi fatwa tanpa
ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan." (Mutafaq’alaih)
"Saling berlakulah jujur dalam ilmu dan jangan saling merahasiakannya.
Sesungguhnya berkhianat dalam ilmu pengetahuan lebih berat hukumannya
daripada berkhianat dalam harta." (HR. Abu Na’im)
"Sedikit ilmu lebih baik dari banyak ibadah. Cukup bagi seorang
pengetahuan fiqihnya jika dia mampu beribadah kepada Allah (dengan baik)
dan cukup bodoh bila seorang merasa bangga (ujub) dengan pendapatnya
sendiri." (HR. Ath-Thabrani)
“Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina”
* Telah berkata al-Baihaqy di kitabnya al-Madkhal (hal. 242) dan di kitabnya Syu’abul Iman (4/291 dan ini lafadznya), “Hadits ini matannya masyhur sedangkan isnadnya dla’if. Dan telah diriwayatkan dari beberapa jalan (sanad) yang semuanya dla’if.”
* Telah berkata al-Baihaqy di kitabnya al-Madkhal (hal. 242) dan di kitabnya Syu’abul Iman (4/291 dan ini lafadznya), “Hadits ini matannya masyhur sedangkan isnadnya dla’if. Dan telah diriwayatkan dari beberapa jalan (sanad) yang semuanya dla’if.”
"Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang
beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat" (Qur’an Al mujadalah 11)
"Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah)." (HR. Ibnu Majah)
"Seseorang yang keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu niscaya Allah akan mudahkan baginya jalan menuju Syurga "(Shahih Al jami)
"Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke syorga." (HR. Muslim).
“Barangsiapa melalui suatu jalan untuk mencari suatu pengetahuan
(agama), Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”(Bukhari)
"Siapa yang keluar untuk menuntut ilmu maka dia berada di jalan Alloh sampai dia kembali " (Shahih Tirmidzi)
"Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan
diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu." (HR.
Ath-Thabrani)
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Qur’an dan yang mengajarkannya." (HR bukhari )
"Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang ‘abid (ahli ibadah)
ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang." (HR. Abu Dawud )
"Siapa yang Alloh kehendaki menjadi baik maka Alloh akan memberikannya pemahaman terhadap Agama." (Sahih Ibnu Majah)
"Duduk bersama para ulama adalah ibadah." (HR. Ad-Dailami)
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah saw.
bersabda: Tidak ada hasad (iri) yang dibenarkan kecuali terhadap dua
orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harta, ia menghabiskannya
dalam kebaikan dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia
memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain. (Shahih
Muslim No.1352)
Abdullah bin Mas’ud berkata, “Nabi saw bersabda, Tidak boleh iri hati
kecuali pada dua hal, yaitu seorang laki-laki yang diberi harta oleh
Allah lalu harta itu dikuasakan penggunaannya dalam kebenaran, dan
seorang laki-laki diberi hikmah oleh Allah di mana ia memutuskan perkara
dan mengajar dengannya.(Bukhari)
"Termasuk mengagungkan Allah ialah menghormati (memuliakan) ilmu,
para ulama, orang tua yang muslim dan para pengemban Al Qur’an dan
ahlinya, serta penguasa yang adil." (HR. Abu Dawud dan Aththusi)
"Siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah maka baginya satu
kebaikan dan setiap kebaikan aka dilipat gandakan sepuluh, saya tidak
mengatakan ,”Alif,lam,mim” satu huruf , tetapi alif satu huruf , lam
satu huruf , dan mim satu huruf."(HR Bukhori)
"Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap
para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan
buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk penampilan dalam
majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian orang-orang
kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka … neraka." (HR.
Tirmidzi dan Ibnu Majah)
"Hadis riwayat Abu Musa ra.: Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda:
Perumpamaan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung dalam mengutusku untuk
menyampaikan petunjuk dan ilmu adalah seperti hujan yang membasahi
bumi. Sebagian tanah bumi tersebut ada yang subur sehingga dapat
menyerap air serta menumbuhkan rerumputan dan sebagian lagi berupa
tanah-tanah tandus yang tidak dapat menyerap air lalu Allah memberikan
manfaatnya kepada manusia sehingga mereka dapat meminum darinya, memberi
minum dan menggembalakan ternaknya di tempat itu. Yang lain menimpa
tanah datar yang gundul yang tidak dapat menyerap air dan menumbuhkan
rumput. Itulah perumpamaan orang yang mendalami ilmu agama Allah dan
memanfaatkannya sesuai ajaran yang Allah utus kepadaku di mana dia tahu
dan mau mengajarkannya. Dan juga perumpamaan orang yang keras kepala
yang tidak mau menerima petunjuk Allah yang karenanya aku diutus."
(Shahih Muslim No.4232)
"Abu Musa mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, “Perumpamaan apa
yang diutuskan Allah kepadaku yakni petunjuk dan ilmu adalah seperti
hujan lebat yang mengenai tanah. Dari tanah itu ada yang gembur yang
dapat menerima air (dan dalam riwayat yang mu’allaq disebutkan bahwa di
antaranya ada bagian yang dapat menerima air), lalu tumbuhlah rerumputan
yang banyak. Daripadanya ada yang keras dapat menahan air dan dengannya
Allah memberi kemanfaatan kepada manusia lalu mereka minum, menyiram,
dan bertani. Air hujan itu mengenai kelompok lain yaitu tanah licin,
tidak dapat menahan air dan tidak dapat menumbuhkan rumput. Demikian itu
perumpamaan orang yang pandai tentang agama Allah dan apa yang
diutuskan kepadaku bermanfaat baginya. Ia pandai dan mengajar. Juga
perumpamaan orang yang tidak menghiraukan hal itu, dan ia tidak mau
menerima petunjuk Allah yang saya diutus dengannya.” (Bukhari)
Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya maka dia
akan datang pada hari kiamat dengan kendali (di mulutnya) dari api
neraka." (HR. Abu Dawud)
"Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang
alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaat." (HR. Al-Baihaqi)
"Apabila kamu melihat seorang ulama bergaul erat dengan penguasa maka ketahuilah bahwa dia adalah pencuri." (HR. Ad-Dailami)
izin copas yah
BalasHapustafaddal cantik :)
BalasHapus