Rabu, 03 Oktober 2012

Sekilas tentang "imtaq dan iptek"

Imtaq merupakan wahana yang akan mengarahkan dunia pendidikan menuju target yang dituju, yakni menciptakan generasi beriman dan berilmu yang mampu bersaing dan beriman kepada Allah SWT. Imtaq (SQ) akan menjadi peneguh karakter penerus bangsa guna menjaga nilai moral bangsa di tengah era globalisasi. 
Disiplin yang tinggi dan seimbang dapat menjadikan seseorang mampu mengontrol segala sesuatu yang ada di sekelilingnya. Kemampuan tersebut akan membawa seseorang menuju ke kepribadian yang bijaksana. Kebijaksanaan itulah yang akan membuat seseorang mampu mengendalikan diri dan lingkungannya, sebagai life skill yang kelak akan berguna saat dia harus terjun ke masyarakat.
             Sedangkan prinsip iptek itu sendiri yakni: konsep dasar sains, dan konsep dasar teknologi. Konsep dasar sains mencakup unsur-unsur fundamental minimal: taraf dan keadaan ilmu pengetahuan yang sekarang dan perkembangannya, aktivitas dinamis yang berlandaskan konsep “heuristic” berkonotasi kepada upaya pengungkapan atau penemuan diri, dan fungsi ilmu pengetahuan. Konsep dasar teknologi mencakup unsur-unsur dasar minimal: makna teknologi, taraf keadaan, jenis-jenis teknologi yang ada dan pemanfaatannya pada saat ini, dan aktivitas dinamis berlandaskan konsep dinamis “creativity” secara konkrit menciptakan atau memodifikasi teknologi sederhana yang dapat ditemukan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kawasan bahan ajar kedua tipe tersebut minimal mencakup pengembangan domain kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
             Iptek didukung oleh dua faktor dari pelaku iptek tersebut, yakni IQ dan EQ. IQ (Intelligence Quastion) adalah tingkat kecerdasan dalam menangkap sesuatu. Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metodik oleh IQ (Intellegentia Quotient) memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam belajar. Menurut penyelidikan, IQ atau daya tangkap seseorang mulai dapat ditentukan sekitar umur 3 tahun. Daya tangkap sangat dipengaruhi oleh garis keturunan (genetic) yang dibawanya dari keluarga ayah dan ibu di samping faktor gizi makanan yang cukup.
Kesuksesan yang ingin dicapai dibutuhkan bukan hanya “cognitive intelligence” tetapi juga “emotional intellegence”. Emotional intellegence atau disingkat EQ adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi(Cooper dan Sawaf, 1998). Ataupun kemampuan untuk untuk mengendalikan hal-hal negatif seperti kemarahan dan keragu-raguan atau rasa kurang percaya diri dan juga kemampuan untuk memusatkan perhatian pada hal-hal positif seperti rasa percaya diri dan keharmonisan dengan orang-orang disekeliling.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar