Sabtu, 11 Mei 2013

Kebebasan artinya Keterikatan | Bebas Dalam Keterikatan – Terikat Dalam Kebebasan


Apakah kebebasan itu? Seringkali manusia menyatakan kebebasannya dengan suatu kondisi yang tidak dipengaruhi oleh apapun. Bebas, tidak ada paksaan, tidak ada kekangan. Apakah benar demikian?
Memang sepertinya benar. Kalau seseorang itu dinyatakan bebas maka dia sesungguhnya boleh melakukan apapun yang dia inginkan tanpa ada paksaan oleh siapapun. Tetapi kalau direnungkan lebih mendalam, sesungguhnya kebebasan itu juga tidak mutlak bebas. Kebebasan yang sejati sebenarnya ada dalam keterikatan. Kebebasan adalah keterikatan.
Apakah maksudnya?
Ini dikarenakan kebebasan mutlak tidaklah mungkin dilakukan. Kenapa bisa demikian?
1. Kebebasan tidak berarti kita bisa semaunya melakukan yang kita lakukan. Misalnya anda bertekad dengan kebebasan mutlak, mau membunuh satu orang setiap harinya. Apakah kebebasan itu diperbolehkan?
2. Kebebasan satu orang diperhadapkan dengan kebebasan orang lainnya. Tidaklah mungkin satu orang bisa melakukan sesuatu dengan bebasnya kepada orang lain, karena apa yang dia lakukan, orang lainpun boleh melakukan hal yang sama. Disini kebebasan bisa “bersinggungan atau bertubrukan” dengan kebebasan orang lain.
3. Kebebasan merupakan suatu tanggung-jawab kepada Allah yang memiliki sumber asali dari kebebasan tersebut. Sehingga setiap tingkah laku “bebas” manusia itu haruslah bertanggung-jawab kepada Allah yang empunya sumber kebebasan sejati.
Kalau demikian, bagaimanakah sesungguhnya kebebasan itu?
Kebebasan sejati terjadi kalau anda “mengikatkan diri” dalam pagar-pagar aturan, kasih dan keadilan Allah. Allahlah yang menjadi tolak ukur anda untuk melakukan kebebasan yang Allah berikan kepada anda. Kebebasan andapun pada akhirnya diminta pertangung-jawab dari Allah.
Apa maksudnya?
Pahamilah siapakah Allah itu. Apakah Allah merupakan sumber kejahatan? Apakah Allah memiliki sifat iri, dengki dan sebagainya? Tidak saudaraku. Tidak ada kejahatan dalam diri Allah, yang ada ialah kebaikan. Karena itulah kebebasan harus ditempatkan pada sifat ilahi Allah itu sendiri.
Misalnya, Allah adalah Kasih. Maka anda bebas melakukan tindakan kasih kepada siapapun juga. Anda boleh mengasihi dengan siapapun yang anda inginkan. Ini tidak akan bersinggungan atau bertubrukan dengan kebebasan orang lain. Allah adalah maha pemurah…, maka anda bebas mencerminkan kemurah-hatian diri anda kepada siapapun yang anda inginkan.
Ini artinya kebebasan adalah keterikatan dalam pagar-pagar sifat ilahi Allah itu sendiri.
Seringkali manusia salah mengartikan kebebasan. Misalnya, saya bebas untuk merokok. Apakah betul? Memang merokok merupakan kebebasan anda, tapi ingatlah, orang lain juga punya kebebasan untuk menghirup udara bersih yang bebas polusi asap rokok. Demikian dengan conoth-contoh lainnya yang demikian banyak bisa anda berikan.
Dunia ini akan bersinar terang, kalau masing-masing umat manusia mempergunakan kebebasan mereka dengan benar.
Kalau anda coba renungkan lebih mendalam lagi, penggunaan kebebasan itu akan berakibatkan pada 2 keterikatan. Pertama, kalau anda menggunakan kebebasan pada pagar-pagar sifat ilahi Allah, maka kebebasan anda tetap menjadi kebebasan. Tetapi ketika anda sudah mempergunakan kebebasan anda untuk satu tindakan yang kurang benar…, maka anda sudah terikat pada hal kurang benar yang anda lakukan tersebut.
Misalnya saja, anda seorang yang bebas dari narkoba. Memang anda punya kebebasan untuk melakukan “menghisap” narkoba atau tidak. Selama anda mengikatkan diri pada aturan dan hukum Allah, selama itu juga anda punya kebebasan untuk mau melakukan narkoba atau tidak. Tapi perhatikan kalimat berikut ini: Ketika anda memilih mempergunakan narkoba, saat itu kebebasan anda sesungguhnya sudah anda jual. Anda sudah sungguh-sungguh terikat.
Apa maksudnya? Ketika anda mencoba narkoba, anda bisa katakan anda bebas…, betul. Sekali digunakan, dua kali dan seterusnya, anda menjadi ketagihan dan anda sudah terikat pada narkoba itu sendiri. Anda sesungguhnya sudah tidak bebas lagi, anda sudah terikat untuk tetap dan terus mempergunakan narkoba. Bahkan anda bersedia untuk melakukan apapun, baik itu mencuri hingga menjual diri demi memenuhi “keterikatan” anda terhadap narkoba. Menyedihkan memang….
Karena itu, kebebasan adalah sebuah tanggung-jawab kepada Allah, karena kebebasan sesungguhnya adalah keterikatan.
Berhati-hatilah mempergunakan kebebasan anda. Karena kebebasan selalu berhubungan dengan keterikatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar